Jakarta -Pengertian Jujur dalam Islam , jujur diartikan sebagai salah satu sifat yang terpuji. Jujur juga menjadi karakter penting bagi semua orang, termasuk kaum muslimin.
Perintah jujur termaktub dalam beberapa surat dan hadits, salah satunya surat Al Ahzab ayat 70:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa qụlụ qaulan sadīdā
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,”
Menurut buku Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah yang ditulis oleh Dr Saad Riyadh dikatakan Nabi SAW pernah bersabda dalam sebuah hadits mengenai kejujuran, berikut bunyinya:
“Hendaklah kamu bersikap jujur karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan sementara membawa ke surga. Tidaklah seseorang senantiasa bersikap jujur dan berusaha keras memilih jalan kejujuran kecuali ia nantinya akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Jauhilah kebohongan karena sesungguhnya ia membawa kepada keburukan (fujuur) sedangkan keburukan itu menghantarkan orang ke neraka. Tidaklah seseorang senantiasa bersikap dusta dan memilih jalan kedustaan kecuali ia nantinya akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah,” (HR Bukhari dan Muslim).
Sikap jujur juga dianjurkan oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam surat At Taubah ayat 119,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma’aṣ-ṣādiqīn
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!”
Pengertian Jujur dalam Islam
Jujur merupakan sifat terpuji dan kunci sukses dalam kehidupan. Menurut buku Pendidikan Agama Islam susunan Muhammad Fodhil S Pd I M Pd dan Cristina Siti Rhomadhoni, orang jujur mudah meningkatkan kedudukan dan martabatnya.
Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu teladan jika membicarakan terkait sifat jujur. Kejujuran Rasulullah bahkan telah dimiliki olehnya sebelum menjadi nabi.
Saat itu, Rasulullah SAW diamanati oleh Siti Khadijah untuk berdagang, karena kejujurannya itu usaha Khadijah semakin maju dan meraup keuntungan besar. Setelahnya, Khadijah jatuh hati pada Nabi Muhammad karena kejujurannya hingga keduanya menikah.
Jujur adalah perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang, serta perbuatan dan perkataan yang tidak berlawanan. Perilaku jujur menyebabkan seorang muslim memperoleh kepercayaan dari lingkungannya.
Keutamaan Sifat Jujur
Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI tulisan Yusak Burhanudin dan Ahmad Fida’, jujur mengandung sejumlah keutamaan. Apa saja? Berikut pembahasannya.
Sifat jujur merupakan sifat yang dimiliki Allah, para nabi dan rasul, serta orang-orang saleh
Sifat jujur membawa seseorang kepada perbuatan baik
Sifat jujur memasukkan seseorang ke dalam surga
Sifat jujur membawa seseorang pada keberuntungan
Tingkatan Sifat Jujur
Merujuk pada sumber yang sama, yaitu Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah, jujur memiliki tingkatannya sendiri. Antara lain sebagai berikut:
BACA JUGA:http://fosilbkm.org/tasamuh-artinya-toleransi-dalam-islam/
1. Jujur dalam Perkataan
Jujur dalam perkataan berarti tidak pernah berbohong saat berbicara. Dengan demikian, mereka memiliki kejujuran dalam menyebarkan sesuatu.
2. Jujur dalam Niat dan Kemauan
Jujur yang kedua ialah jujur dalam niat dan kemauan. Kejujuran seperti ini dikembalikan kepada makna ikhlas, yaitu orang yang motivasinya dalam segala aktivitas hanya karena Allah SWT.
3. Jujur dalam Tekad
Jujur dalam tekad berarti berarti jujur yang benar-benar lahir dari lubuk hati. Inilah yang dinamakan tekad jujur karena jujur melambangkan kesempurnaan dan kekokohan dalam tekad.
4. Jujur dalam Menempati Tekad
Kadang, seseorang bisa dengan mudah melontarkan tekad tertentu karena tidak sulit untuk mengucapkannya. Namun, menepati tekad menjadi perkara yang sulit ketika tekad tersebut terwujud dan ada dorongan hawa nafsu yang mulai mengacau.
5. Jujur dalam Beramal
Selanjutnya adalah jujur dalam beramal. Bentuk dari jujur ini ialah upaya seseorang agar tindakan-tindakan lahiriahnya tidak berbeda dengan apa yang ada di dalam batinnya.
6. Jujur dalam Segala Sifat Baik
Terakhir ialah jujur dalam segala sifat baik yang dianjurkan oleh agama. Tingkat kejujuran ini menjadi yang paling tinggi, contohnya jujur dalam rasa takut dan pengharapan kepada Allah, jujur dalam sikap zuhud, dan lain sebagainya.
Demikian pembahasan mengenai pengertian jujur. Semoga bermanfaat.