Seperti Apa Kedudukan dan Profesi Guru dalam Islam?

Islam sangat menghormati kedudukan dan profesi guru sebagaimana orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Guru adalah orang yang memiliki tugas untuk mendidik dan membagikan ilmu kepada orang lain sehingga profesi guru juga kerap disebut sebagai pendidik.

Mengutip dari buku Pendidik dalam Konsepsi Imam Al-Ghazali karya Muhammad Nafi, guru atau pendidik merupakan spiritual father bagi seorang murid yang memberinya santapan jiwa serta rohani dengan ilmu dan pendidikan akhlak.

Baca Juga : Profil Al Farabi, Cendekiawan Muslim yang Ahli di Bidang Musik

Lantas, seperti apa kedudukan dan profesi guru dalam Islam? Berikut penjelasannya.

Kedudukan dan Profesi Guru dalam Islam
Dilansir dari buku Modernisasi Pendidikan Agama Islam oleh Dr. Zubairi, M. Pd., profesi guru dalam Islam dianggap begitu mulia dan sangat dihargai kedudukannya. Seorang guru memiliki tempat dan derajat yang tinggi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak.

Kedudukan guru dalam Islam telah diterangan dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadilah: 11).

Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ ( البخاري

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari).

Melalui firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW tersebut telah ditunjukkan betapa tingginya kedudukan dan profesi guru dalam Islam karena memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan disebarkan ke orang lain.

Dalam ajaran Islam, ilmu yang bermanfaat termasuk amalan yang tidak terputus pahalanya, sebagaimana dalam hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Seorang guru tentu akan mendapatkan pahala yang terus mengalir selagi ilmu tersebut masih digunakan oleh para murid-muridnya. Ilmu pengetahuan juga akan mengantarkan manusia untuk senantiasa berpikir dan menganalisa hakikat dari segala fenomena yang terjadi di alam sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah SWT.

Tugas Utama Seorang Guru
Disebutkan dalam buku Quality Student of Muslim Achievement karya Shabri Shaleh Anwar, tugas guru yang paling utama menurut Imam Al-Ghazali, yaitu menyempurnakan, membersihkan, dan menyucikan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah SWT.

Hakikatnya, seorang guru turut mengemban misi ‘rahmat li al-alamin’, yaitu suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah agar memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.

Seorang guru hendaknya dapat mengarahkan kepada para muridnya untuk mengenal Allah SWT lebih dekat melalui seluruh ciptaannya. Kewajiban lain dari seorang guru juga harus menaruh kasih sayang kepada muridnya dengan memperlakukannya seperti memperlakukan anak sendiri.

Apabila direnungkan, tugas yang diemban oleh seorang guru sebenarnya hampir sama dengan tugas seorang rasul utusan Allah.

Rasulullah sebagai mu’allimul awwal fi al-Islam atau guru pertama dalam Islam bertugas membacakan, menyampaikan, dan mengajarkan ayat-ayat Al-Qur’an kepada manusia, menyucikan diri dan jiwa dari dosa, dan menerangkan mana yang halal dan haram.

Itulah penjelasan mengenai kedudukan dan profesi guru dalam Islam. Sudah seharusnya, umat muslim turut senantiasa menghormati kedudukan seorang guru seperti halnya menghormati orang tuanya.

Baca Juga : DIALOG LIVE SEPUTAR FOSIL BKM KOTA MEDAN dan Sekitarnya

Sumber : Detik.com